60 Persen Warga Bekasi Beraktivitas di Jakarta
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi mengatakan dari jumlah penduduk Bekasi 2,4 juta jiwa, 60 persennya setiap hari pulang-pergi untuk beraktivitas di Jakarta. "Mereka pergi pagi, kembali malam hari," ucapnya, Rabu, 28 Maret 2012.
Rahmat menilai pergerakan penduduk yang bersifat komuter ini jadi permasalahan tersendiri. Misalnya, masalah kemacetan lalu lintas disertai pengendara yang tak disiplin berlalu-lintas. "Kualitas pengguna jalan rendah," ujarnya. Selain itu, transportasi umum belum memenuhi harapan.
Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menambahkan catatan itu. Menurut dia, ada 423 ribu perjalanan Jakarta-Bekasi per hari dan sebaliknya pada 2010. Jumlah ini naik nyaris dua kali lipat dari jumlah perjalanan antar-dua kota itu pada 2002 yang hanya 262 ribu perjalanan per hari.
Udar menambahkan perjalanan komuter terbanyak, 51 persen, menggunakan sepeda motor, yaitu 216.153 perjalanan per hari. Di urutan kedua, 29 persen atau 123.093 perjalanan menggunakan mobil pribadi.
Jumlah itu disusul pengguna angkutan umum atau bus, 16 persen atau 68.949 perjalanan per hari. Lebih sedikit lagi pengguna kereta api, hanya 3 persen atau 13.113 perjalanan per hari. Sisanya, menggunakan alat transportasi lain, sebanyak 0,40 persen atau 1.692 perjalanan per hari.
Untuk menekan laju pengguna kendaraan pribadi, Dinas Perhubungan melalui Perum PPD selaku operator berupaya menarik minat masyarakat untuk naik Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway. Rahmat sepakat dengan rencana itu. "Transportasi tidak mengenal batas wilayah. Kami menyambut gembira dan mengucapkan selamat atas terselenggaranya APTB," kata dia.
Dengan menyediakan bus feeder Terminal Pulo Gadung-Bekasi, serta Terminal Kampung Rambutan-Bekasi, Udar optimistis tahun ini pengendara sepeda motor berkurang 4.324 perjalanan, dan mobil pribadi komuter Jakarta-Bekasi dapat berkurang 13.016 perjalanan. "Jumlah perjalanan yang dapat kami akomodasi dengan APTB adalah 17.340 penumpang per hari," kata dia.
Rahmat menilai pergerakan penduduk yang bersifat komuter ini jadi permasalahan tersendiri. Misalnya, masalah kemacetan lalu lintas disertai pengendara yang tak disiplin berlalu-lintas. "Kualitas pengguna jalan rendah," ujarnya. Selain itu, transportasi umum belum memenuhi harapan.
Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menambahkan catatan itu. Menurut dia, ada 423 ribu perjalanan Jakarta-Bekasi per hari dan sebaliknya pada 2010. Jumlah ini naik nyaris dua kali lipat dari jumlah perjalanan antar-dua kota itu pada 2002 yang hanya 262 ribu perjalanan per hari.
Udar menambahkan perjalanan komuter terbanyak, 51 persen, menggunakan sepeda motor, yaitu 216.153 perjalanan per hari. Di urutan kedua, 29 persen atau 123.093 perjalanan menggunakan mobil pribadi.
Jumlah itu disusul pengguna angkutan umum atau bus, 16 persen atau 68.949 perjalanan per hari. Lebih sedikit lagi pengguna kereta api, hanya 3 persen atau 13.113 perjalanan per hari. Sisanya, menggunakan alat transportasi lain, sebanyak 0,40 persen atau 1.692 perjalanan per hari.
Untuk menekan laju pengguna kendaraan pribadi, Dinas Perhubungan melalui Perum PPD selaku operator berupaya menarik minat masyarakat untuk naik Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway. Rahmat sepakat dengan rencana itu. "Transportasi tidak mengenal batas wilayah. Kami menyambut gembira dan mengucapkan selamat atas terselenggaranya APTB," kata dia.
Dengan menyediakan bus feeder Terminal Pulo Gadung-Bekasi, serta Terminal Kampung Rambutan-Bekasi, Udar optimistis tahun ini pengendara sepeda motor berkurang 4.324 perjalanan, dan mobil pribadi komuter Jakarta-Bekasi dapat berkurang 13.016 perjalanan. "Jumlah perjalanan yang dapat kami akomodasi dengan APTB adalah 17.340 penumpang per hari," kata dia.